[FULL] Walhi hingga BNPB Buka Suara Kritik Penyebab Bencana Banjir Bandang di Sumbar

2024-05-14 26

JAKARTA, KOMPASTV BNPB hingga Walhi buka suara terkait bencana banjir bandang di Sumatera Barat yang menelan puluhan korban jiwa.

Juru Bicara BNPB, Abdul Muhari bilang potensi bertambahnya korban jiwa masih bisa terus terjadi, mengingat banjir juga melanda akses jalan nasional.

"Dari laporan yang kita terima BPBD Padang Panjang dan Pariaman, total korban data kita per penutupan pencarian 50 meninggal dunia. Di Tanah Datar saja 22 korban jiwa. Potensi bertambah masih bisa. Laporan warga yang berdomisili di sana. Akses jalan nasional, mungkin saja ada orang melintas dan tertimbun," kata Juru Bicara BNPB, Abdul Muhari, di Sapa Indonesia Pagi, Selasa (14/5/2024).

Menurutnya evaluasi pasca bencana tidak cari siapa yang salah, melainkan ke depan perlu adanya perhatian atas fungsi sungai.

Lebih lanjut Walhi menilai urusan lingkungan masih terpinggirkan hingga penataan ruang belum berbasis kajian lingkungan.

"Saya sepakat setelah masa tanggap darurat evaluasi menyeluruh, sistem penanggulangan bencana. Khusus daerah Silayang semestinya tidak ada korban jiwa. Termasuk menurunnya aliran sungai kita. Ketika kita evaluasi pemerintah mengakui lalai dan salah. Karena tentu kita jujur pemerintah salah," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Barat, Wengki Purwanto.

Pakar Lingkungan Universitas Andalas, Isril Berd juga sampaikan terdapat 70 persen wilayah Sumatera Barat adalah lereng curam, banyak gunung merapi, untuk itu manajemen daerah bijaksana lakukan pembangunan, sambil pertimbangkan peluang ekonomi bagi masyarakat.

Video Editor: Bara
#banjirbandangsumbar #walhi #bnpb

Baca Juga Respons Presiden Jokowi Terkait Bencana di Sumatera Barat: akan Tinjau dan Beri Bantuan di https://www.kompas.tv/video/507196/respons-presiden-jokowi-terkait-bencana-di-sumatera-barat-akan-tinjau-dan-beri-bantuan



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/507197/full-walhi-hingga-bnpb-buka-suara-kritik-penyebab-bencana-banjir-bandang-di-sumbar